Yang Laris Tapi Dipandang Sinis
About the Stigma
Romance merupakan salah satu genre novel yang paling populer, tetapi genre ini juga menerima banyak persepsi negatif. Banyak orang yang menganggap novel dengan genre romance terlalu cheesy, dan tidak memberikan manfaat untuk para pembacanya. Jika membaca buku non-fiksi, kamu mungkin akan dianggap pintar karena buku non-fiksi identik dengan sumber pengetahuan. Sementara, jika kamu membaca fiksi, terutama romance, kamu cenderung dipandang sebelah mata karena novel romance sering dianggap hanya berisi percintaan.
Miskonsepsi
Meskipun ada novel romance yang terkesan tidak realistis atau bahkan sexist dengan mengobjektifikasi perempuan, hal ini tidak bisa digeneralisasi untuk seluruh novel romance. Ada banyak anggapan bahwa semua novel romance seperti Fifty Shades of Grey, tentunya hal itu tidak benar. Ada banyak novel romance yang memiliki subplot yang kompleks dan justru menunjukkan karakter wanita yang kuat dan berani menyuarakan pendapat, seperti Pride and Prejudice. Namun, sayangnya novel yang berisi steamy scenes atau adegan panas yang mendapat perhatian lebih di media, “sex sells” they say.
Miskonsepsi lainnya adalah pembaca novel romance dianggap suka halu atau berfantasi sosok knight in shining armor. Padahal, jika kamu membaca novel genre lain, seperti fantasi misalnya, orang-orang tidak akan menganggapmu seseorang yang halu atau penyihir, kan?
Dampak
Sebuah survey dari The New York Times dan The Dangerous Books For Girls menunjukkan bahwa ada 51% pembaca novel romance yang merasa mereka harus menyembunyikan kebiasaan mereka, dan 67% pembaca menganggap novel romance tidak menerima penghargaan yang pantas didapatkan.
Tidak jarang pembaca novel romance menutupi kalau mereka membaca genre satu ini karena takut dianggap remeh atau “bodoh”. Yang lebih disayangkan lagi, stigma ini juga dapat menyebabkan mereka yang memiliki bakat atau minat untuk menulis novel romance tidak menyalurkan kemampuan mereka karena merasa dipandang sebelah mata. Novel romance masih seringkali dianggap hanya sebagai escapism atau pelarian dari kenyataan. Padahal, membaca novel romance juga memiliki manfaat loh.
Manfaat
Nah, apa sih manfaat yang bisa kita dapatkan dengan membaca novel romance? Yang pertama, kita bisa belajar lebih mengapresiasi perempuan karena dengan membaca novel romance kita dapat mengetahui daily struggle yang mereka alami. Terutama, tokoh perempuan yang berasal dari kelompok marginal. Novel memungkinkan kita mengetahui unspoken struggles yang jarang dibahas di kehidupan nyata.
Selanjutnya, kita juga bisa belajar dari kesalahan tokoh. Sebagai pembaca kita mendapat akses untuk mengetahui semua kesalahan tokoh. Nah, dari sini kita bisa menganalisa penyebab dari kesalahan tokoh, cara mencegahnya dan cara menghadapinya. Kita juga bisa menjadi lebih objektif dan jeli menghadapi suatu masalah karena terbiasa melihat problem dari berbagai perspektif.
Selain itu, kita sebagai pembaca juga bisa memiliki pemahaman yang lebih baik mengenai hubungan, entah itu hubungan dengan keluarga, teman, maupun pasangan. Hal ini tentunya berkaitan juga dengan rasa empati. Pernahkah kamu turut merasakan apa yang dirasakan tokoh saat membaca novel? Jika iya, itu salah satu hal yang menunjukkan rasa empatimu tergerak. Jika kamu merasa sulit relate dengan perasaan orang lain, mungkin kamu bisa membaca novel romance!
Yang terakhir, novel romance juga bisa memberikan inspirasi atau harapan kepada para pembacanya. Mungkin kamu pernah mendengar istilah character development, istilah tersebut dapat diartikan sebagai perubahan karakter yang dialami tokoh dari awal hingga akhir cerita. Dari sini kita bisa belajar bahwa manusia merupakan makhluk yang kompleks dan perubahan sangat mungkin terjadi, kita memiliki kendali untuk menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya.
Overcoming the Stigma
Beberapa orang mungkin masih skeptis dan menganggap stigma terhadap para pembaca novel romance sebagai hal yang wajar. Kita bisa menyikapi tanggapan tersebut dengan beberapa cara, yaitu dengan tidak menghiraukan hal tersebut, tetap bersikap terbuka dan tidak menyembunyikan kebiasaan membaca kita karena apa yang kita lakukan bukan sebuah kejahatan yang harus disembunyikan. Kita juga bisa menjelaskan kepada mereka tentang manfaat membaca novel romance. Mungkin mereka akan tertarik untuk membacanya juga, kan?
References:
http://culture.affinitymagazin...
https://www.masterclass.com/ar...
https://www.usatoday.com/story...
https://www.writersdigest.com/...
https://bentangpustaka.com/mem...
https://www.theguardian.com/bo...
https://allaboutromance.com/ma...
This article is originally published from womenism.id (06/11/2021). The author republished this article since the mentioned site is currently unavailable.
Post a comment